Studi di Inggris Peringatkan Bahaya AI bagi Ekonomi

Studi terbaru di Inggris memperingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat menimbulkan risiko signifikan bagi perekonomian negara tersebut, terutama jika tidak ada langkah proaktif dari pemerintah dan sektor swasta.

📉 Risiko Pengangguran dan Ketimpangan Sosial

Laporan dari Institute for the Future of Work (IFOW) menyebutkan bahwa otomatisasi berbasis AI berpotensi memperburuk ketimpangan sosial di Inggris. Studi ini mengungkapkan bahwa pekerja di sektor manufaktur, layanan publik, dan pekerjaan administratif berisiko tinggi kehilangan pekerjaan atau mengalami perubahan signifikan dalam peran mereka. Selain itu, survei terhadap 5.000 pekerja menunjukkan adanya kecemasan dan ketidakpastian mengenai dampak AI terhadap pekerjaan mereka. Tanpa intervensi pemerintah, ketimpangan regional dan penurunan kualitas pekerjaan dapat meningkat/

🧠 Kesenjangan Keterampilan dan Kesiapan Digital

Microsoft memperingatkan adanya “AI divide” di Inggris, di mana hanya setengah dari organisasi yang memiliki strategi AI yang jelas dan keterampilan yang diperlukan untuk implementasinya. Hal ini menyebabkan kesenjangan efisiensi dan produktivitas antara pekerja yang memanfaatkan AI dan yang tidak. Pemerintah didorong untuk mempercepat adopsi AI dan investasi dalam keterampilan digital guna mencegah potensi kerugian ekonomi

🏦 Risiko Stabilitas Keuangan

Bank of England mengingatkan bahwa penggunaan AI dalam sektor keuangan dapat menimbulkan risiko stabilitas sistem keuangan. Model AI yang kompleks dapat menyebabkan perilaku “herding” di pasar, di mana banyak lembaga keuangan membuat keputusan serupa, meningkatkan risiko sistemik. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang cara kerja AI dapat menyulitkan regulator dalam mengawasi dan mengontrol dampaknya terhadap pasar .

🏭 Risiko “Incubator Economy”

Komite Komunikasi dan Digital House of Lords memperingatkan bahwa Inggris berisiko menjadi “incubator economy”, di mana perusahaan teknologi dan AI berkembang di dalam negeri tetapi kemudian pindah ke luar negeri untuk tumbuh. Kurangnya dukungan untuk startup lokal, akses terbatas ke modal, dan budaya investasi yang berhati-hati menjadi hambatan utama. Tanpa tindakan yang tepat, Inggris dapat kehilangan daya saing global dan mengalami “brain drain” dari talenta-talenta terbaik .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *